SAMSUNG
VS GOOGLE
Artikel
Disusun untuk
memenuhi tugas individu
mata kuliah
dasar-dasar pemasaran yang dibina oleh Pak fauzi
Oleh:
Rahmawati 125030300111002
PRODI BISNIS
INTERNASIONAL
FAKULTAS ILMU
ADMINISTRASI
UNIVERSITAS
BRAWIJAYA
MALANG
Februari 2013
Berkat Android, Samsung Jadi
"Raksasa"
Sumber :
http://tekno.kompas.com/read/2012/11/21/07573519/berkat.android.samsung.jadi.quotraksasaquot
KOMPAS.com - Bicara
soal Android tentu tak lepas dari Samsung. Perusahaan asal Korea Selatan ini
berandil besar dalam melejitkan Android menjadi sistem operasi mobile paling dominan di dunia.
Hal yang sama pun berlaku sebaliknya. Berkat Android, Samsung yang tadinya memiliki volume penjualan smartphone sangat kecil menjadi raksasa dengan angka pengkapalan produk mencapai 50 juta unit per kuartal, menurut data kuartal kedua 2012 dari firma riset pasar Asymco.
Angka tersebut lebih besar dari yang dibukukan oleh produsen perangkat mobile lainnya, termasuk saingan berat Samsung, Apple.
Awal tahun 2010 lalu, ponsel jenis smartphone hanya memberi kontribusi 3 persen pada total penjualan pondrl Samsung. Kuartal ketiga 2012 lalu, angka tersebut berubah menjadi 54 persen.
(Gambar: www.asymco.com)
Margin operasional Samsung pun naik dari 12 persen pada 2007 menjadi 21 persen saat ini, kedua terbesar setelah Apple.
Bahkan, pemasukan Samsung melebihi Google sendiri selaku pemilik sistem operasi Android. Pemasukan perusahaan Korea itu dari bisnis mobile kini telah melebihi pemasukan Google dari semua kegiatan operasionalnya.
Kejayaan Samsung dimulai dari kemunculan seri smartphone Galaxy yang pertama kali muncul pada 2010. Generasi ketiganya, Galaxy S III, terjual sebanyak 20 juta unit dalam 100 hari sejak peluncuran. Angkanya bertambah menjadi 30 juta unit dalam jangka waktu kurang dari 6 bulan.
(Gambar: www.asymco.com)
Apa yang terjadi pada Samsung menimbulkan beberapa pertanyaan baru: Mengapa vendor Android lain tak sesukses Samsung? Kenapa Google dan Motorola Mobile tidak meraup sukses yang sama dengan Samsung?
Yang tak kalah penting, apa yang akan terjadi jika Samsung menyerap begitu banyak keuntungan dari industri mobile sehingga bisa membeli Google dan mengendalikan arah platform mobile Android?
Hal yang sama pun berlaku sebaliknya. Berkat Android, Samsung yang tadinya memiliki volume penjualan smartphone sangat kecil menjadi raksasa dengan angka pengkapalan produk mencapai 50 juta unit per kuartal, menurut data kuartal kedua 2012 dari firma riset pasar Asymco.
Angka tersebut lebih besar dari yang dibukukan oleh produsen perangkat mobile lainnya, termasuk saingan berat Samsung, Apple.
Awal tahun 2010 lalu, ponsel jenis smartphone hanya memberi kontribusi 3 persen pada total penjualan pondrl Samsung. Kuartal ketiga 2012 lalu, angka tersebut berubah menjadi 54 persen.
(Gambar: www.asymco.com)
Margin operasional Samsung pun naik dari 12 persen pada 2007 menjadi 21 persen saat ini, kedua terbesar setelah Apple.
Bahkan, pemasukan Samsung melebihi Google sendiri selaku pemilik sistem operasi Android. Pemasukan perusahaan Korea itu dari bisnis mobile kini telah melebihi pemasukan Google dari semua kegiatan operasionalnya.
Kejayaan Samsung dimulai dari kemunculan seri smartphone Galaxy yang pertama kali muncul pada 2010. Generasi ketiganya, Galaxy S III, terjual sebanyak 20 juta unit dalam 100 hari sejak peluncuran. Angkanya bertambah menjadi 30 juta unit dalam jangka waktu kurang dari 6 bulan.
(Gambar: www.asymco.com)
Apa yang terjadi pada Samsung menimbulkan beberapa pertanyaan baru: Mengapa vendor Android lain tak sesukses Samsung? Kenapa Google dan Motorola Mobile tidak meraup sukses yang sama dengan Samsung?
Yang tak kalah penting, apa yang akan terjadi jika Samsung menyerap begitu banyak keuntungan dari industri mobile sehingga bisa membeli Google dan mengendalikan arah platform mobile Android?
Samsung
Makin Kuat, Google Pun Khawatir
KOMPAS.com — Kesuksesan
partner adalah hal yang menggembirakan, tetapi partner yang terlalu kuat
ternyata bisa membuat khawatir juga. Itulah yang kabarnya tengah dirasakan para
petinggi Google di tengah-tengah dominasi Samsung atas pasar perangkat Android.
Karena memakai sistem operasi terbuka milik Google ini di produk-produknya, dalam waktu relatif singkat, Samsung telah berubah menjadi raksasa mobile dengan volume penjualan produk mencapai puluhan juta unit per kuartal.
Begitu suksesnya Samsung, perusahaan asal Korea tersebut sampai menguasai 40 persen pasarsmartphone global tahun lalu. Google khawatir bargaining power Samsung yang semakin tinggi bisa mendorong pabrikan itu meminta "jatah" bagi hasil lebih besar dari Google.
Selama ini, sebagai bagian dari kerja sama antar-kedua perusahaan, Samsung mendapat bagian 10 persen dari penghasilan iklan mobile Google.
Sekarang, seperti dalam laporan Wall Street Journal yang dikutip oleh The Week, sudah ada tanda-tanda Samsung akan memakai posisi tawarnya untuk mendapat benefit lebih besar, mungkin juga akses lebih terbuka terhadap teknologi Android.
Kepala Divisi Mobile Google Andy Rubin kabarnya memberi tahu para petinggi lain di perusahaan itu bahwa akuisisi Motorola Mobile adalah semacam upaya "asuransi" Google. Gunanya untuk memberi Google alternatif lain seandainya ada rekanan yang menjadi terlalu kuat di pasar Android.
Google memang menyatakan bahwa semua partner Android akan diperlakukan sama. Perusahaan tersebut juga akan terus menyediakan sistem operasi Android secara gratis.
Namun, kebijakan tersebut disinyalir bisa saja berubah apabila rekanan seperti Samsung terlalu merongrong Google. Fitur-fitur Android teraktual dan tercanggih dapat dengan mudah dialihkan ke Motorola, sembari menutup akses untuk pabrikan lain.
Menghadapi dominasi Samsung, harapan Google bertumpu pada produsen Android lain, seperti HTC, agar mampu bersaing dan menantang pemain paling dominan itu.
Samsung sendiri bukannya tidak memiliki alternatif sistem operasi untuk perangkat-perangkatnya. Selain Android, perusahaan tersebut juga membuat produk-produk berbasis Tizen (OS buatan sendiri untuk segmen low-end) dan Windows Phone.
Apabila Samsung bisa mengulangi sukses seri Galaxy S dengan Windows Phone, tentu itu bisa menjadi pukulan besar bagi Android.
Untuk saat ini dan beberapa waktu ke depan, Samsung dan Google masih menjalin kemitraan. Namun, perimbangan kekuatan di dunia Android sudah tak seperti dulu lagi.
Karena memakai sistem operasi terbuka milik Google ini di produk-produknya, dalam waktu relatif singkat, Samsung telah berubah menjadi raksasa mobile dengan volume penjualan produk mencapai puluhan juta unit per kuartal.
Begitu suksesnya Samsung, perusahaan asal Korea tersebut sampai menguasai 40 persen pasarsmartphone global tahun lalu. Google khawatir bargaining power Samsung yang semakin tinggi bisa mendorong pabrikan itu meminta "jatah" bagi hasil lebih besar dari Google.
Selama ini, sebagai bagian dari kerja sama antar-kedua perusahaan, Samsung mendapat bagian 10 persen dari penghasilan iklan mobile Google.
Sekarang, seperti dalam laporan Wall Street Journal yang dikutip oleh The Week, sudah ada tanda-tanda Samsung akan memakai posisi tawarnya untuk mendapat benefit lebih besar, mungkin juga akses lebih terbuka terhadap teknologi Android.
Kepala Divisi Mobile Google Andy Rubin kabarnya memberi tahu para petinggi lain di perusahaan itu bahwa akuisisi Motorola Mobile adalah semacam upaya "asuransi" Google. Gunanya untuk memberi Google alternatif lain seandainya ada rekanan yang menjadi terlalu kuat di pasar Android.
Google memang menyatakan bahwa semua partner Android akan diperlakukan sama. Perusahaan tersebut juga akan terus menyediakan sistem operasi Android secara gratis.
Namun, kebijakan tersebut disinyalir bisa saja berubah apabila rekanan seperti Samsung terlalu merongrong Google. Fitur-fitur Android teraktual dan tercanggih dapat dengan mudah dialihkan ke Motorola, sembari menutup akses untuk pabrikan lain.
Menghadapi dominasi Samsung, harapan Google bertumpu pada produsen Android lain, seperti HTC, agar mampu bersaing dan menantang pemain paling dominan itu.
Samsung sendiri bukannya tidak memiliki alternatif sistem operasi untuk perangkat-perangkatnya. Selain Android, perusahaan tersebut juga membuat produk-produk berbasis Tizen (OS buatan sendiri untuk segmen low-end) dan Windows Phone.
Apabila Samsung bisa mengulangi sukses seri Galaxy S dengan Windows Phone, tentu itu bisa menjadi pukulan besar bagi Android.
Untuk saat ini dan beberapa waktu ke depan, Samsung dan Google masih menjalin kemitraan. Namun, perimbangan kekuatan di dunia Android sudah tak seperti dulu lagi.
Analisis
:
Dalam kedua artikel ini membahas
pasar binis yaitu kerjasama antara google dengan samsung. Kejasama yang terjadi
adalah google memberikan secara gratis Operating System (OS) untuk handphone
yaitu android kepada samsung untuk dijadikan OS sebuah handphone, dan sebagai
timbal baliknya google hanya meminta jatah keuntungan 10% dari tiap iklan yang
dipasang di android samsung.
Seiring
berjalannya waktu ternyata kini samsung memiliki nama besar dan handphone nya
laris manis di pasaran dunia. Bahkan keuntungannya melebihi google yang
notabanenya adalah pencipta OS android tersebut.
Karena
hal ini, pihak google menjadi khawatir bahwa dengan meningginya penghasilan
samsung, samsung akan meminta jatah lebih untuk keuntungannya. Karena secara
langsung keberhasilan samsung di pasar android membwa keuntungan pula untuk
google, samsung merasa bahwa mereka berhasil memasarkan produk google (dalam
hal ini android) dengan sukses maka dari itu mereka menginginkan bonus atau
keuntungan yang lebih dari google. Padahal google sendiri sang pencipta OS
android hanya merasa mendapat keuntungan yang kecil yaitu 10% dari iklan yang
ditayangkan di android. Hal ini dibuktikan dengan survey pad artikel di atas
bahwa dengan melejitnya angka penjualan handphone android samsung, angka
keuntungan tersebut justru lebih besar dari keuntungan google. Maka, google
tentu tak akan rela memberi jatah lebih pada samsung yang jelas jelas merauk
untung lebih besar.
Meskipun
masih dalam ramalan, namun kabarnya jika samsung meminta jatah lebih google
akan berusaha membuat saingan untuk samsung dengan bekerjasama dengan vendor
handphone ternama lainnya untuk menggunakan android sebagai OS nya. Saingan ini
akan di gunakan google untuk membuat samsung tutup mulut dan tidak lagi
menginginkan banyak hal.
Jadi,
intinya ini termasuk dalam pasar bisnis, yang dibahas adalah kerjasama, yaitu
kerjasama bisnis Operating System dan Handphone, dan dalam pembahasan ini menginformasikan
bahwa kerjasama yang saling menguntungkan pun dapat memicu persaingan. Ingatlah bahwa dalam bisnis pun tetap hatus
menjunjung etika bisnis dengan bertidak selalu saling menguntungkan, jangan
egois dan serakah karena hal itu dapat menciptakan saingan baru (dalam hal ini
google berusaha menciptakan saingan baru untuk samsung) dan rekan kerjasama pun
bisa menjadi musuh (google yang tadinya rekan kerjasama bisa balik merugikan
samsung dengan menjalin kerjasama dengan vendor handphone lain dengan tujuan
membuat saingan baru untuk samsung) yang dapat merugikan kita.
Komentar